PEOPLE CAN BE VERY SMART, BUT AS LONG AS HE DID NOT WRITE, HE WILL BE NO ONE IN HISTORY....

Wednesday, February 29, 2012

Tanya tentang Konglomerasi Media.

Hari ini, diselenggarakan Workshop Journalism di Universitas Kristen Petra. Workshop ini diselenggarakan oleh TVOne dalam rangkaian ulangtahun TVOne yang keempat.
Dalam workshop yang dimulai sejak pukul 09.00 WIB itu, Grace Natalie dan Alfito Deannova yang adalah wajah-wajah TVOne dalam tahun-tahun terakhir ini hadir dan menjadi pembicara. Sudah menjadi rahasia umum bahwa pemberitaan TVOne seringkali menunjukan kompresi terhadap salah satu partai politik (dengan didasarkan pada pemilik TVOne yang adalah ketua umum partai Golkar).
Saat workshop baru dimulai, beberapa mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi tahun pertama mulai saling bertukar pendapat tentang apakah perlu pertanyaan tentang Konglomerasi Media disampaikan kepada para pembicara terkait pendapat mereka mengenai hal itu di Indonesia. Saya dan salah satu teman sempat ragu untuk bertanya demikian sebab kami berasumsi bahwa pertanyaan itu akan memberi kesan yang salah terhadap tamu kami.
Dengan sedikit dorongan, saya akhirnya menjadi penanya dan pertanyaan saya itu diterima langsung oleh Grace Natalie dalam sesi tanya jawab. Alfito Deannova akhirnya menjadi orang yang menjawab pertanyaan saya tersebut karena disini beliau lebih menjadi "orang" perusahaan ketimbang Grace Natalie.
Suatu hal yang membuat saya salut adalah bahwa para pekera media dari TVOne sangat sportif. Mereka (meskipun tidak dengan gamblang) mengakui bahwa Indonesia memang dipenuhi dengan praktek-praktek monopoly sudut pandang media yang diakibatkan adanya Konglomerasi Media. Bahkan jawaban dari Alfito Deannova yang mengatakan bahwa Konglomerasi Media dipakai oleh partai politik membuat saya yakin bahwa para pekerja TVOne pun mungkin tidak menyukai praktek seperti itu (terutama yang terjadi di institusi tempat mereka bekerja).
Setiap pekerja media tentunya memiliki semangat untuk menjadikan media yang mereka kerjakan, dapat menyediakan sesuatu yang berguna bagi khalayak. Tetapi Konglomerasi Media muncul karena untuk mampu membuat sebuah media (dalam hal ini TV) bertahan, dibutuhkan kemandirian finansial yang luar biasa baik. Di indonesia, hanya beberapa orang saja (sudah cukup jelas, siapa saja mereka) yang mampu membiayai semua kebutuhan media dan itu berarti mereka akan punya suatu hak untuk mengatur media yang menjadi milik mereka (yang mana hal itu jelas sangat tidak diperkenankan).
Dalam jawabannya, Alfito sempat menginformasikan bahwa Konglomerasi Media sendiri sedang digugat ke Mahkamah Konstitusi dan itu berarti masih ada harapan untuk media-media tanah air terlepas dari belenggu Konglomerasi Media.
Soon or later, lets see.. and pray for the best !! ^^

Saturday, February 25, 2012

Rhythm of No One - Numerus Non

Can you hear it?
When thousand try fade to nothing
When bloody blade pierce through waiting and wishing

Can you hear it?
When night walks away, dancing with the sorrow and laugh
When umbrella left the rain behind and shadows passed the toe from heel

Can you hear it?
When eyes closed and glass shattered into million pieces of bite
When answer have no arms to hug and stroke those questions
Or when little fight bring confuse and gasping
Like this is midnight and your neighbor is dying

Can you hear it?
That flaw rhythm
Scratching with desperate
To get out of coffin within a soul

Can you hear it?
No one that humming and hoping
Sigh once again then hit the end

Thursday, February 23, 2012

Good Luck Charlie !! (And I Mean It)

Sudah cukup lama sejak Review yang terakhir. Kali ini saya akan membahas sebuah (bukan film) acara TV atau lebih tepatnya situasi komedi (sitkom) disney, Good Luck Charlie.
Sitkom yang dibintangi oleh salah satu aktris remaja favorit saya, Bridgit Mendler ini mengetengahkan cerita tentang keluarga Duncan yang baru saja bertambah seiring lahirnya anak keempat dalam keluarga super konyol tersebut. Anak keempat yang bernama Charlotte "Charlie" Duncan itu kemudian harus menghadapi situasi yang luar biasa bersama keluarganya yang, ehm, unik.
Tokoh protagonis dalam sitkom ini adalah Teddy Duncan (Bridgit Mendler) yang setiap episodenya selalu mebuat video dengan pesan-pesan untuk membantu adik perempuannya menjalani masa remaja di tengah lingkungan keluarga Duncan yang unik tersebut.
Selain kedua anak perempuan diatas Amy dan Bob Duncan juga memiliki dua anak laki-laki yaitu PJ dan Gabe. PJ yang sulung adalah tipe anak yang kurang berbakat, cenderung idiot tetapi baik hati. Adikny Gabe adalah anak ketiga Duncan yang sarkastik dan seenaknya sendiri. Ayah mereka, Bob Duncan adalah seorang pembasmi hama dan ibu mereka, Amy Duncan adalah seorang suster. Sifat Bob yang cederung pesimis dan Amy yang selalu perfeksionis (meskipun banyak hal yang terjadi sebaliknya) menambah komedi dalam keluarga ini.
Peran-peran lain seperti pacar Teddy, Spencer juga sahabat PJ, Emmet dan tentangga sebelah, Mrs.Dabney juga merupakan sarana tawa yang mendukung sitkom ini.
Good Luck Charlie yang telah berjalan selama dua musim dan mempunyai satu film ini adalah hiburan yang luar biasa menyenangkan. You Must See !

Future Equipment : Will It Be Like In The Movies?

iPad
Pernahkah kamu menyaksikan film Demolition Man?
Film yang dibintangi Sylvester Stallone dan Sandra Bullock itu ternyata sedikit banyak telah menggambarkan masa depan dengan benar.
iPad yang adalah salah satu temuan paling mutakhir dalam satu dekade terakhir, ternyata telah digambarkan dalam film yang dirilis delapan belas tahun yang lalu itu. Dalam salah satu adegannya, Sandra Bullock terlihat berkomunikasi dengan penanggung jawab penjara yang menggunakan peralatan seperti iPad di tangannya. Meskipun bentuk iPad di film tersebut sedikit lebih besar dari peralatan yang kita miliki di zaman sekarang, tetapi gambaran bahwa di masa depan akan ada benda seperti itu telah berkembang bahkan sejak tahun sembilan belas sembilan tiga.
Sebagai manusia, kita telah diperhadapkan pada bukti-bukti bahwa selalu ada perkembangan dinamis ke arah yang lebih baik dalam kehidupan. Dimulai dari cara manusia berkomunikasi misalnya. Di zaman pra-sejarah, isyarat dan gerakan non-verbal cenderung menjadi media manusia berkomunikasi. Semua itu kemudian berkembang dengan adanya bahasa lisan yang semakin diperkuat oleh munculnya ide untuk menulis (baik itu di batu, papyrus, maupun kertas). Setelah adanya mesin cetak beberapa abad lalu, komunikasi manusia juga semakin maju dengan disajikannya berbagai macam media cetak. Yang terakhir tentunya sangat dikenal dan saat menjadi konsumsi umum di masyarakat, Internet.
Manusia tidak pernah puas. Jika manusia dapat dipuaskan, maka mungkin setiap orang hanya akan punya tujuh pasang pakaian saja untuk setiap harinya dalam seminggu ^^.
Banyak aspek kehidupan manusia yang selalu berkembang sesuai dengan semakin mampu manusia menelaah dan mempelajari hal itu (terkait dengan kecerdasan).
Jika Demolition Man dapat memprediksi iPad, apakah mungkin Doraemon dapat memprediksikan keadaan manusia yang sesungguhnya di masa depan, atau mungkin komputer hologram canggih milik Tony Stark dalam film Ironman juga dapat diciptakan suatu saat nanti? Think yourself !! ^^