PEOPLE CAN BE VERY SMART, BUT AS LONG AS HE DID NOT WRITE, HE WILL BE NO ONE IN HISTORY....

Sunday, September 18, 2011

First Class Of Genetic Mutation. X-MEN !

 

Stunning as ever.
Itulah kata-kata yang sedikit banyak menggambarkan satu lagi bagian dari kisah para mutan yang bertahan dalam perbedaan mereka dengan manusia biasa.

Kali ini kita dibawa jauh sebelum para X-Men yang kita kenal (Storm, Cyclops, Jean, Angel, Nightcrawler, Shadowcat, Iceman) beraksi di jalan kota new york untuk menghentikan brotherhood maupun sentinel.
Kisah ini dimulai ketika Erik Lensherr kecil berada di berlin dan dia dipisahkan dari orangtuanya oleh tentara jerman yang bengis. Manifestasi kekuatan Magneto dipertunjukan ketika Erik membengkokan gerbang besi hingga harus dibuat tidak sadar oleh salah seorang tentara yang ada disana.

Kehidupan yang sedikit berbeda dialami oleh Charles Xavier yang tinggal jauh di Westchester, New York. Charles yang tak bisa tidur, menemukan ibunya sedang membuka lemari es di dapur. Saat ibunya menawarkan cokelat panas, Charles mengancam sosok di hadapannya dengan telepati. Sosok ibunya itu lalu berubah menjadi seorang gadis kecil berkulit biru dan berambut merah. Charles lalu menawarkan minuman kepada gadis itu alih-alih takut dengan wujud menyeramkan yang adalah hasilmutasi genetik.Itulah awal mula pertemuan Charles dengan Raven Darkholme yang kemudian dikenal dengan nama Mystique.

Setelah gagal menunjukan kekuatannya di depan Dr.Schmidt, Erik kemudian mengalami kemarahan yang luar biasa saat ibunya ditembak di depan matanya oleh Dr.Schmidt. Hal itu sempat mengaktifkan kekuatannya dan membuat dua tentara jerman terbunuh.

Beberapa tahun kemudian, Moira MacTaggert (Rose Byrne) yang adalah agen CIA, menyaksikan Hellfire Club yang berada di bawah pimpinan Sebastian Shaw (Kevin Bacon) mengancam salah satu Colonel angkatan darat Amerika untuk tujuan mereka. Shaw yang adalah Dr.Schmidt dari masa lalu Lensherr telah merekrut Emma Frost (January Jones), Riptide dan Azazel sebagai kaki tangannya.

Setelah menyaksikan bagaimana Emma berubah menjadi berlian murni dan Azazel berteleport, Moira pergi menemui Charles Xavier yang berada di Oxford karena tertarik dengan tesis tentang mutasi gen yang dipaparkan Charles. Raven yang telah diangkat menjadi saudara Charles pun bergabung dan keduanya bersama Moira, mencoba menemui Sebastian yang berada diatas pesiar. Sayangnya saat itu Erik Lensherr yang memiliki ambisi balas dendam muncul dan mencoba membunuh Sebastian. Usaha Erik gagal karena Emma Frost membaca pikiran dan melemparnya ke laut. Charles juga tidak bisa membaca pikiran Shaw karena telepati Emma melindunginya. Alhasil, Hellfire Club berhasil lolos dan Eric ditolong oleh Charles saat hampir tenggelam karena menahan kapal selam Hellfire Club dengan kekuatannya.

Setelah kejadian itu, Hank McCoy yang belum memiliki bulu (y) meminta Charles Xavier mencoba menggunakan Cerebro pertama yang didanai pemerintah Amerika Serikat. Dengan Cerebro, Xavier kemudian merekrut beberapa Mutan muda seperti Angel Salvadore (Zoe Kravitz), Alex Summers (Lucas Till), Sean Cassidy (Caleb Landry Jones) dan Armando Munoz (Edi Gathegi) untuk membantu mereka dalam menghadapi ancaman yang mungkin saja muncul dari  Hellfire Club.

Plot X-Men :  First Class dapat menjadi suatu titik pijak bagi trilogi pertama yang difilmkan sebelumnya. Hanya saja jika dipadukan dengan X-Men Origins : Wolverine, akan ditemukan sebuah kejanggalan yaitu bahwa usia Emma Frost terpaut dekat dengan Charles sementara pada ending X-Men Origins : Wolverine, diperlihatkan bahwa professor X yang paruh baya menolong para mutan yang salah satunya adalah Emma Frost remaja.

Selain itu ada bagian yang bagi penggemar X-Men puritan seperti saya terasa sangat janggal. Hal itu adalah bahwa Alex Summer/Havoc muncul jauh sebelum Charles Xavier mendirikan institutnya. Havoc seharusnya adalah adik kandung dari Cyclops a.k.a Scott Summer. Kejanggalan ini akan menurunkan sedikit dari nilai yang terkandung dalam film ini.

Secara keseluruhan, sajian aksi dan efek serta konflik yang muncul pada film ini patut diancungi jempol. Film ini telah memenuhi kriteria sebagai film superhero yang patut disaksikan bersama dengan film-film superhero lain yang juga dirilis di tahub 2011 seperti Captain America, Thor dan Green Lantern.

Dengan merujuk pada kata-kata sutradara Matthew Vaughn bahwa X-Men : First Class mirip dengan Batman Begins, maka sangat mungkin bahwa di tahun-tahun mendatang akan ada sequel lanjutan dari deretan panjang film X-Men. Saya sebagai penggemar X-Men tentu dengan senang hati akan menunggu kemunculan film-film tersebut.

^_^

No comments:

Post a Comment