Bagi setiap orang, melakukan kesalahan adalah sama manusiawinya dengan bernapas dan berpikir.
Setiap kali seseorang melakukan kesalahan, adalah suatu dorongan nurani yang murni jika kemudian orang tersebut beritikad untuk meminta maaf dan melakukan sesuatu untuk membuat kesalahannya terlupakan.
Adalah suatu kesalahan apabila sesorang tidak memberi maaf kepada si peminta maaf, karena sebagai manusia, Tuhan menciptakan kita untuk memaafkan satu dengan yang lain.
Namun, setelah itu, kita perlu belajar dari kesalahan-kesalahan tersebut dan bukannya menghapus setiap momen itu dari ingatan.
Sungguh naif apabila di kemudian hari, kita kembali dilukai dengan pisau yang sama oleh orang yang sama dan dengan cara yang juga sama.
Dengan tidak mengurangi ketulusan dalam memaafkan, kita perlu membentuk suatu logika yang baik untuk mengenali kesalahan orang lain yang ditujukan pada kita, baik itu sengaja maupun tidak sengaja.
Setelah mengenali, selanjutnya adalah sikap waspada dan kebijaksanaan dalam melakukan pilihan. Apabila kita mempertimbangkan bahwa kesalahan orang lain akan terulang, mungkin kita perlu menjaga jarak agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Di sisi lain, kita tidak perlu berhenti berkomunikasi dengan orang itu apabila masih ada sesuatu yang bisa dipertahankan, dan tidak ada kemungkinan kesalahan itu terulang di kemudian hari.
Kebijaksanaan itu kemudian harus kita perkukuh dengan paradigma bahwa penyesalan adalah hal yang tak berguna. Dengan begitu kita tidak menganggap bahwa saat seseorang melakukan kesalahan, itu memiliki dua sisi yang mana salah satu sisinya adalah untuk mengajari kita akan hal-hal tertentu yang sudah sepatutnya kita mengerti.
Memiliki pengertian itu dalam kehidupan, akan membantu kita akan mampu melewati situasi yang sulit dengan hati yang tetap teguh.
No comments:
Post a Comment