Arti kalimat diatas mungkin terdengar general dan tidak butuh suatu telaah lebih lanjut untuk menemukan bahwa hal itu memang benar.
Saat berpikir, kita akan terus berada dalam pola pikir yang kita miliki. Kita bisa mengontrol hal yang ingin kita pikirkan dan hal yang tidak ingin kita pikirkan. Sementara di sisi lain, perasaan adalah sesuatu yang tidak bisa kita kendalikan dengan mudah. Kita tak bisa dengan mudah membuang perasaan sedih dan kecewa yang kita rasakan, sementara mungkin usaha yang paling baik adalah dengan menyembunyikannya dan tidak menunjukan hal itu pada orang lain.
Perasaan yang selalu menjadi objek penelitian para psikolog sejak lama, adalah suatu sistem yang rumit dan luas, karena sangat relatif dan bergantung pada apa yang dirasakan setiap orang sebagai pemilik perasaan.
Dengan menyebutkan hal itu tentu berarti objek yang dimaksud sangatlah banyak dan tidak mudah untuk mengklasifikasikannya secara tepat.
Seseorang bisa saja merasakan kebahagiaan dan suka ria, tetapi sedetik kemudian, apabila dimungkinkan oleh suatu penyebab, dia bisa saja merasa sedih, kecewa, tertekan dan sebagainya.
Tentunya hal bukan hanya berdampak pada kehidupan secara umum dan dalam spasial yang sempit seperti senang, marah, sedih, takut dan sebagainya. Hal itu bisa saja terjadi dalam formasi kontinuatif yang kuat dan berdampak dalam psikologis manusia.
Sebagai aplikasi hal ini adalah ketika seseorang merasakan cinta. Tak ada orang yang pernah mampu membatasi kepada siapa ia tidak boleh jatuh cinta atau kepada siapa ia harus jatuh cinta. Bahkan ketika pemikiran telah menanamkan berbagai batasan logika dan setiap paradigma pengatur bekerja sesuai kaidahnya, perasaan sesorang takan pernah dikendalikan oleh pemikiran tersebut. Itu membuktikan bahwa semua yang muncul di perasaan manusia adalah tidak terduga dan tidak dapat diatur.
Dengan mengerti hal itu, kita seharusnya mampu bertindak bijaksana dalam menyikapi perasaan diri sendiri maupun perasaan yang dirasakan sesama kita dalam konteks kehidupan sebagai makhluk sosial dan bermasyarakat.
No comments:
Post a Comment