PEOPLE CAN BE VERY SMART, BUT AS LONG AS HE DID NOT WRITE, HE WILL BE NO ONE IN HISTORY....

Tuesday, November 8, 2011

PR & LINGKUNGAN HIDUP. Tulisan Kecil Tentang Apa dan Bagaimana.



Konsep PR yang berkaitan dengan lingkungan hidup sebenarnya belum dirumuskan secara ilmiah sebagai ilmu yang dipelajari dalam bidang komunikasi. Konsep ini lebih dalam ada pada praktek PR seperti yang sekarang tengah gencar dilakukan berbagai perusahaan.
Joel Makower dalam bukunya : Strategies for the Green Economy: Opportunities and Challenges in the New World of Business menyebutkan bahwa PR yang ada saat ini tengah bertumbuh dalam menciptakan produk berbasis “Green” yang bertujuan membangun keberlanjutan sumber daya di muka bumi ini[1].
             Beattie Communications adalah salah satu perusahaan PR terkemuka di Inggris yang bekerja mewakili beberapa perusahaan dalam bidang relasi publik. Beattie Communications, saat ini, telah membentuk divisi tersendiri untuk menangani masalah-masalah perusahaan yang diwakili seperti Mark & Spencer yang bergerak di industri retail dan fashion dan juga Rolls-Royce yang memproduksi berbagai jenis kendaraan.
             Salah satu strategi yang digunakan oleh Beattie Communication seperti yang ditulis di www.beattiegroup.com adalah dengan memberi konsep pada 4R kepada Mark & Spencer (Recycle, Reuse, Repair and Reduce - daur ulang, penggunaan kembali, memperbaiki dan mengurangi penggunaan sumber daya) atau berusaha mengembangkan generasi baru mesin kendaraan yang ramah lingkungan seperti yang ditekankan pada Rolls-Royce.
             Konsep Green PR yang sangat memperhatikan lingkungan hidup juga tidak hanya dilakukan oleh sebagian besar perusahaan swasta yang menghasilkan produk tetapi juga dilakukan oleh instansi pemerintah terkait masalah lingkungan di teritori pemerintahannya. Dalam www.humasbatam.com disebutkan bahwa pemerintah Batam dalam usahanya memperbaiki lingkungan lautnya telah menerima sambutan baik dari Sulu – Sulawesi Marine Ecoregion (SSME) yang merupakan pertemuan antara tiga negara (Indonesia, Malaysia dan Filipina) yang kawasannya berlokasi di pusat segitiga karang (the coral triangle)[2].
             Batam, meskipun tidak berada di lokasi segitiga tersebut, tetapi usaha yang dilakukannya mendapat penghargaan tersendiri dari aliansi tiga negara tersebut. Peran Humas Batam sendiri disini terlihat jelas sebab setiap program pemerintah (baik yang terkait lingkungan hidup maupun tidak dijelaskan dengan sangat baik sehingga mampu menciptakan citra positif.
             Mengapa kemudian peran PR dibutuhkan dalam hal mengkomunikasikan konsep lingkungan hidup itu?
Disini ada fakta kecil yang akan menjawab hal itu. Beberapa perusahaan mempergunakan slogan “hijau” ternyata kurang memperhatikan konsep mereka. Misalnya saja Alfa-Midi, yang mempergunakan slogan Go Green, tetapi mencantumkan slogan tersebut pada kantong plastik yang notabene merupakan salah satu bahan polutan dengan sumbangsih paling besar di dunia.
Terlepas dari apakah Alfamidi mempergunakan PR-nya untuk merancang konsep “Hijau” tersebut, kita harus tahu bahwa peran PR sebagai pembentuk citra berkelanjutan dari suatu perusahaan, haruslah kemudian memperhatikan hal ini sebagai hal crusial tentang bagaimana perusahaan menampilkan citra yang tidak salah-kaprah tentang konsep lingkungan  hidup dan berdampak buruk.
Jika PR memberi konsep terkait lingkungan hidup yang tepat, maka perusahaan akan terlihat seperti membangun kesadaran dan mengajak masyarakat untuk turut serta memelihara pemanasan global. Bagi saya, itulah bagaimana PR dan lingkungan hidup harus berjalan.

Gambar diambil dari : pilmerpr.com and thegreenmarket.blogspot.com



[1] Http://www.melodiesinmarketing.com/2008/10/10/public-relations-and-green/
[2] Kawasan ini di huni oleh megabiodiversity antara lain 400 spesies alga laut, 16 spesies lamun, 5 dari 7 spesies penyu di dunia, 22 spesies mamalia laut dan semua potensi hayati yang bernilai ekonomi tinggi. Sekitar 45 juta jiwa manusia hidup di kawasan ini.

No comments:

Post a Comment