Tak diragukan lagi bahwa setiap komunitas merupakan tempat interaksi yang unsur-unsurnya memiliki tingkat kompleksitas tinggi. Setiap orang, dengan perbedaan latar belakang, pola pikir, pengalaman dan referensi pribadi menjadikan komunitas tempat mereka berada (terutama dengan kuantitas individu yang banyak) menjadi sebuah tempat yang menampung semua kompleksivitas itu.
Mengenal setiap individu yang ada dalam komunitas dimana kita berada. Mengenal bukan hanya berarti memiliki hubungan interpersonal dengan orang tersebut tetapi lebih kepada menyadari betul karakteristik orang-orang. Semakin banyak detil yang diperhatikan, semakin baik pula pengenalan akan orang tersebut.
Dengan mengenal orang-orang secara detil dan spesifik, kita memiliki kemungkinan yang besar untuk memprediksikan respon orang tersebut terkait pesan atau tindakan yang kita lakukan. Kita juga akan lebih mampu mengenali 'gejala-gejala' tertentu yang muncul dari seseorang dengan hanya melihat non-verbal orang tersebut (misalnya saat dia sedang marah, tidak ingin diajak bicara atau saat dia butuh teman bicara).
Terkait dengan judul diatas, dengan mengenal secara detil setiap orang dan memprediksikan gejala orang tersebut, kita mampu menempatkan diri kita sebagai kopi yang menyatu dengan air (menyatu dengan orang-orang dalam komunitas kita) ataupun sebagai minyak dengan air (berada di dalam komunitas, namun tidak bercampur dengan unsur komunitas yang lain).
Situasi dan kondisi lingkungan sosial juga harus kita perhatikan, misalnya ada pertengkaran yang baru selesai ataupun perbedaan pendapat yang mencolok, merupakan kondisi rentan untuk terjadi konflik.
Dalam beberapa bulan terakhir, saya banyak belajar tentang poin ini. Kita tidak selamanya boleh memasuki daerah seseorang atau beberapa orang meskipun mereka berada dalam komunitas yang sama dengan kita. Situasi dan kondisi lingkungan sosial saat itu serta prediksi gejala pribadi setiap orang membuat kita mampu menelaah sebelum memutuskan dan sebelum bertindak.
Dalam beberapa situasi tertentu, kita juga dapat menjadikan pengetahuan kita tentang sikon (situasi dan kondisi) serta prediksi per pribadi untuk memagari diri kita dari penetrasi luar. Tidak selamanya semua orang dapat kita percayai. Seorang teman pernah berkata : Jika kau dan aku duduk sekarang dan menggosipkan dia, maka bukan tidak mungkin nanti kau dan dia duduk dan menggosipkanku. Poin yang baik menurut saya.
Berlatihlah untuk membaca non-verbal setiap orang dengan lebih baik lagi. Ingat detil sifat dan prediksikan setiap umpan balik dari orang lain.
Talk less, think more, then talk more/shut up!
Mengenal setiap individu yang ada dalam komunitas dimana kita berada. Mengenal bukan hanya berarti memiliki hubungan interpersonal dengan orang tersebut tetapi lebih kepada menyadari betul karakteristik orang-orang. Semakin banyak detil yang diperhatikan, semakin baik pula pengenalan akan orang tersebut.
Dengan mengenal orang-orang secara detil dan spesifik, kita memiliki kemungkinan yang besar untuk memprediksikan respon orang tersebut terkait pesan atau tindakan yang kita lakukan. Kita juga akan lebih mampu mengenali 'gejala-gejala' tertentu yang muncul dari seseorang dengan hanya melihat non-verbal orang tersebut (misalnya saat dia sedang marah, tidak ingin diajak bicara atau saat dia butuh teman bicara).
Terkait dengan judul diatas, dengan mengenal secara detil setiap orang dan memprediksikan gejala orang tersebut, kita mampu menempatkan diri kita sebagai kopi yang menyatu dengan air (menyatu dengan orang-orang dalam komunitas kita) ataupun sebagai minyak dengan air (berada di dalam komunitas, namun tidak bercampur dengan unsur komunitas yang lain).
Situasi dan kondisi lingkungan sosial juga harus kita perhatikan, misalnya ada pertengkaran yang baru selesai ataupun perbedaan pendapat yang mencolok, merupakan kondisi rentan untuk terjadi konflik.
Dalam beberapa bulan terakhir, saya banyak belajar tentang poin ini. Kita tidak selamanya boleh memasuki daerah seseorang atau beberapa orang meskipun mereka berada dalam komunitas yang sama dengan kita. Situasi dan kondisi lingkungan sosial saat itu serta prediksi gejala pribadi setiap orang membuat kita mampu menelaah sebelum memutuskan dan sebelum bertindak.
Dalam beberapa situasi tertentu, kita juga dapat menjadikan pengetahuan kita tentang sikon (situasi dan kondisi) serta prediksi per pribadi untuk memagari diri kita dari penetrasi luar. Tidak selamanya semua orang dapat kita percayai. Seorang teman pernah berkata : Jika kau dan aku duduk sekarang dan menggosipkan dia, maka bukan tidak mungkin nanti kau dan dia duduk dan menggosipkanku. Poin yang baik menurut saya.
Berlatihlah untuk membaca non-verbal setiap orang dengan lebih baik lagi. Ingat detil sifat dan prediksikan setiap umpan balik dari orang lain.
Talk less, think more, then talk more/shut up!
No comments:
Post a Comment