PEOPLE CAN BE VERY SMART, BUT AS LONG AS HE DID NOT WRITE, HE WILL BE NO ONE IN HISTORY....

Tuesday, May 29, 2012

“INTEGRASI BANGSA, KONSTRUKSI DI TENGAH PERBEDAAN”

Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tapi tetap satu....

Integrasi adalah keaadaan dimana masyarakat bersatu dengan kecenderungan saling terikat satu sama lain. Integrasi masyarakat biasanya terjadi karena ada faktor persamaan diantara unsur-unsur masyarakat. Di Indonesia, masalah Integrasi merupakan sebuah masalah yang seringkali dikumandangkan dimana banyak daerah yang menuntut disintegrasi secara politik dari Republik Indonesia. Sebut saja Gerakan Papua Merdeka, Republik Maluku Selatan dan Gerakan Aceh Merdeka. Gerakan-gerakan tersebut merupakan contoh ekstrim dari ketiadaan integrasi diantara sesama bangsa Indonesia.
Selain itu, masalah Integrasi lain yang terlihat dalam skala kecil adalah bahwa tidak semua suku maupun etnis bisa terasimilasi satu sama lain. Hal ini terlihat dari sedikitnya perkawinan campuran antara etnis, misalnya saja etnis tionghoa dan orang jawa. Hal ini karena ada nilai-nilai khas yang dijunjung oleh suku atau etnis tertentu yang menciptakan sekat antara unsur-unsur yang demikian di negara ini. Stereotip dan generalisasi juga muncul sebagai akibat interaksi yang salah antar suku maupun etnis.
Disintegrasi yang seperti ini tentunya merupakan hal yang menjadi ancaman terhadap kesatuan dan persatuan Negara Republik Indonesia dan tentu saja bertentangan dengan Bhinneka Tunggal Ika. Untuk itu kita perlu belajar membangun integrasi bangsa. Salah satu cara untuk membentuk integrasi adalah dengan melihat keberadaan pihak di luar masyarakat yang hendak diintegrasikan.
Sebagai contoh, sikap masyarakat Indonesia yang sama-sama mendukung Timnas merah putih ketika tim sepakbola tersebut bertanding melawan tim negara lain, adalah bentuk dari integrasi yang tercipta karena ada pihak luar yang berada di luar Indonesia yang dianggap sebagai pihak lawan.
Sejarah mencatat pidato ‘Ganyang Malaysia’ yang dituturkan oleh Presiden Soekarno juga menciptakan Integrasi nasional dimana seluruh lapisan masyarakat bersikap satu suara untuk melawan Malaysia. Meskipun tidak disarankan agar membangun integrasi dengan berperang tetapi konsep seperti ini dapat diterapkan dengan cara yang lebih diplomatis. Misalnya saja membangun integrasi terkait kecintaan terhadap pariwisata bangsa. Indonesia mempunyai banyak objek pariwisata yang eksotis dan mampu mengundang wisatawan asing. Dengan menonjolkan pariwisata seluruh Indonesia dengan lebih baik lagi, sebagai sesama tuan rumah, kita akan lebih terintegrasi apabila nantinya pariwisata tanah air telah mencapai tingkatan yang maju.
Selain pariwisata, perfilman indonesia juga dapat membangun integrasi. Kesuksesan film The Raid beberapa minggu lalu yang mencapai sukses di pasar internasional telah membuka peluang bagi anak-anak bangsa untuk berkarya lebih lagi di bidang perfilman. Jika sesama bangsa indonesia mau memberi kontribusi lebih terhadap karya-karya yang seperti ini, bukan tidak mungkin  negara kita mempunyai sesuatu untuk ditunjukan kepada dunia. Sekali lagi, jika hal itu terjadi, integrasi bangsa kita akan semakin erat.
Yang menjadi penghalang dan alasan tidak terciptanya integrasi hanyalah satu hal, yaitu perbedaan. Perbedaan yang muncul dan beragam dari segi kuantitas memang dapat ditemukan di Indonesia. Perbedaan tersebut hanya bisa disikapi secara positif apabila setiap orang dengan pemikiran yang terbuka mau menerima orang lain dengan agama, budaya, ras, maupun segala sesuatu yang ia bawa dalam latar belakangnya.
Sebagai seseorang yang merantau karena alasan akademik, saya pribadi belajar tentang bagaimana mengolah perbedaan menjadi sesuatu yang positif dan tidak menjadikan itu sebagai kacamata negatif dalam menilai orang lain.
Kita tentu paham betul bahwa setiap manusia adalah makhluk sosial. Di sisi lain kita juga harus memahami bahwa setiap orang (bahkan saudara kembar sekalipun) dapat memiliki perbedaan kepribadian yang signifikan. Dengan merujuk pada hal itu, kita harus sadar bahwa mustahil jika kita menginginkan keseragaman yang utuh dalam masyarakat.
Kita hidup dalam masyarakat yang unsur-unsurnya berbeda satu sama lain. Untuk itu kita perlu menerima perbedaan orang lain dan menciptakan harmoni diantara pembeda-pembeda tersebut. Dengan memahami dan melakukan hal itu, percayalah bahwa suatu saat, bangsa Indonesia akan terintegrasi dan Bhineka Tunggal Ika benar-benar hidup di pangkuan ibu pertiwi.

No comments:

Post a Comment