Long timer noo see my dearest reader...
Tugas akhir killing me softly, thanks God aku masih hidup sampai malam ini *grin
Tugas akhir Pengantar Ilmu Komunikasi tentang film A BAREFOOT DREAM, read and rate it :)
ANALISIS KOMUNIKASI FILM A BAREFOOT DREAM
1. Fungsi-Fungsi Komunikasi :
Komunikasi Sosial – Bertujuan membangun konsep diri, sebagai aktualisasi diri, kelangsungan hidup, memupuk hubungan, serta memperoleh kebahagiaan. Disini terlihat bahwa komunikasi sosial adalah komunikasi paling umum yang digunakan sehari-hari. Dalam Film ini, komunikasi sosial juga dipraktikan saat Kim Won-Kang mengajarkan sepakbola. Saat ia mengatakan kata ‘Bagus’ kepada para muridnya, secara tidak langsung ia telah membantu membangun konsep diri mereka bahwa mereka bagus dalam bermain sepak bola.
Komunikasi Ritual – Merupakan komunikasi berupa perilaku simbolik, seperti dalam upacara-upacara keagamaan. Komunikasi Ritual dalam film ini contohnya terlihat pada menit ke 23:09, dimana saat itu Tua dan adiknya mengikuti ibadah di gereja katolik.
Komunikasi Instrumental – Fungsi ini digunakan untuk menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan dalam hal ini sifatnya adalah persuasif. Saat Kim Won-Kang melatih sepak bola. Itu salah satu bentuk komunikasi Instrumental yang ia gunakan.
Komunikasi Ekspresif – Merupakan bentuk ekspresi dari perasaan-perasaan sesorang. Dalam film ini misalnya, saat anak-anak pertama kali diberi sepatu bola ‘dengan cicilan’ mereka mampu mencetak gol dalam pertandingan pertama di menit ke 19 dan menari untuk merayakannnya. Itu adalah salah satu bentuk komunikasi ekspresif yang mereka lakukan untuk mengungkapkan perasaan mereka. Komunikasi ekspresif juga terlihat saat kakaknya Ramos marah karena Ramos mencuri stereo, dia marah pada Ramos di kantor polisi dan mendorong sambil berbicara dengan suara yang keras.
2. Prinsip-Prinsip Komunikasi :
Komunikasi adalah proses simbolik – lambang yang digunakan dalam film jelas cukup beragam. Lihat saja dari segi bahasa verbalnya. Ada bahasa Indonesia, bahasa Korea, bahasa Inggris, bahasa Tetun, dan bahasa Portugis. Dua yang terakhir merupakan bahasa resmi di Timor Leste. Bahasa-bahasa tersebut merupakan simbol karena pada dasarnya, kata tidak memiliki arti, hanya saja arti dari sebuah kata ditentukan dengan kesepakatan.
Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi – yang paling ditonjolkan dari prinsip ini adalah bahwa sikap apapun, termasuk DIAM, juga dapat menjadi suatu bentuk komunikasi, apabila ada orang yang mempersepsi arti dari diam tersebut. Di menit ke 12, saat Kim selesai check out, dia keluar dari hotel dan Tuan Park datang. Tanpa Kim berbicara, Tuan Park dapat menyimpulkan bahwa Kim hendak ke bandara. Sikap diam dan non-verbal (pakaian, barang yang dibawa) mengkomunikasikan banyak hal kepada Tuan Park sehingga ia dapat menarik kesimpulan.
Komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan – Isi adalah apa yang disampaikan (terkait pesan verbal) dan hubungan adalah bagaimana cara isi disampaikan (terkait dengan non-verbal). Saat Kim mengatakan pada anak-anak bahwa mereka boleh membayar harga sepatu kapan saja, non-verbalnya menunjukan bahwa ia sedih dan kecewa. Ini menunjukan bahwa dimensi isi dan dimensi hubungan Kim bertolak-belakang.
Komunikasi berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan – Ada komunikasi yang disadari dan direncanakan dan ada pula komunikasi yang tidak disadari ataupun direncanakan. Komunikasi yang direncanakan terlihat melalui banyak dialog yang terjadi dalam film ini sementara komunikasi yang tidak direncanakan terlihat di menit 132 saat Tuan Park membawa surat sponsor dari Basic House, Kim menangis sehingga Josephine yang menerima pesan tidak sengaja itu, kemudian bertanya pada Kim “mengapa anda menangis?”.
Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu – Hal ini berarti jika ruang dan waktu berbeda, makna pesan bisa juga berbeda. Di menit 48, saat Tuan Park datang ke rumah Kim di tengah malam, ia mengetuk pintu. Kedatangannya tentu akan memberi makna yang berbeda jika dibandingkan dilakukan di siang hari. Kedatangan seseorang ke rumah orang lain serta ketukan di pintu pada malam hari biasanya menunjukan sesuatu yang penting dan darurat.
Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi – Dalam berkomunikasi, seseorang tentu mempertimbangkan efek yang akan muncul dari komunikasi yang ia lakukan. Hal ini biasanya merujuk pada nilai-nilai tata krama. Dalam film ini, saat Kim mengunjungi rumah Ramos untuk merekrutnya, ia mengatakan Permisi (sesuai subtitle) meskipun sebenarnya yang ia katakan adalah “ Ada orang?”. Kebiasaan untuk menyapa sebelum memasuki rumah berdasar pada prediksi tentang respon baik yang akan diterima jika hal itu dilakukan.
Komunikasi bersifat sistemik – Dalam komunikasi, pihak-pihak yang melakukannnya memiliki sistem Internal dan Eksternal. Internal seperti kerangka rujukan, bidang pengalaman, kognitif, pola pikir, keadaan internal serta sikap. Sementara eksternalnya adalah lingkungan tempat kegiatan komunikasi terjadi. Kegaduhan, cahaya, kata-kata yang dipilih, penataan, temperatur dan lain-lain. Disini, sistem Internal seperti yang dimiliki Montavio dan Ramos adalah bahwa kerangka rujukan mereka tentang perang saudara sangat kuat sehingga pola pikir mereka juga terbentuk tentang hal demikian. Sistem Eksternal di film ini contohnya adalah lingkungan fisik di Timor Leste yang berdebu saat panas dan berlumpur saat hujan.
Semakin mirip latar belakang Sosial-Budaya, semakin efektiflah komunikasi – Disini memperlihatkan bahwa kesamaan sosial-budaya membantu orang-orang yang berkomunikasi agar apa yang ingin mereka sampaikan dapat diterima sesuai dengan apa yang diinginkan. Misalnya dalam film ini, saat orang korea bertemu dengan orang korea lain dan berkomunikasi tentu komunikasinya akan lebih efektif dibandingkan saat orang korea bertemu dengan orang timor leste dan berkomunikasi.
Komunikasi bersifat non-sekuensial – Komunikasi yang terjadi, sebenarnya tidak menunjukan kapan pesan disampaikan dan kapan ada umpan balik yang disampaikan. Karena keduanya terjadi dalam waktu yang cepat dan saling bergantian (dengan memperhitungkan non-verbal juga, dan hanya verbal). Di film ini, contoh sifat non-sekuensial terjadi saat ada perdebatan antara Kim dan kakak Ramos di kantor polisi. Umpan balik serta pesan tak dapat dibedakan kapan waktunya sebab perdebatan dilakukan dengan mempergunakan verbal maupun non-verbal.
Komunikasi bersifat prosesual, dinamis, dan transaksional – Komunikasi yang terjadi merupakan proses berkesinambungan selama komunikasi tersebut merujuk pada pengalaman masa lalu atau masih akan dipergunakan untuk rujukan di masa yang kan datang. Kalimat Tuan Park kepada James, “pergi kau! penipu!” merupakan suatu proses berkesinambungan. Karen Tuan Park tentu merujuk pada:
1. James pernah melakukan penipuan di masa lalu.
2. Kata Penipu yang juga tidak diketahui kapan awalnya kata tersebut dibuat.
Kemudian kalimat tersebut tentunya akan membuat Kim tahu bahwa James adalah penipu sehingga di masa yang akan datang, Kim akan merujuk pada kata-kata Tuan Park saat bertemu lagi dengan James.
Komunikasi bersifat Irreversible – Kita tidak dapat mengubah apa yang telah terjadi tetapi kita dapat menambahkan suatu perlakuan lain untuk menciptakan efek yang baru. Misalnya dalam film ini, Kim telah memilih Montavio yang kepalanya terluka untuk tidak bermain di babak kedua, tetapi kemudian dia berubah pikiran. Meskipun dia berubah pikiran tetapi tidak mengubah kenyataan bahwa sebelumnya dia tidak memasukan Montavio ke tim untuk babak keduanya.
Komunikasi bukan Panasea untuk menyelesaikan masalah – Selain komunikasi, dibutuhkan juga suatu tindakan untuk menyelesaikan masalah. Saat Ramos mencuri stereo mobil, kakaknya meminta maaf pada pemilik mobil yang rusak. Selain itu, kakaknya juga berkata bahwa dia akan bekerja untuk menggantikan kerusakan pada akhirnya Kim yang membayar kerusakan dengan uangnya. Tindakan tersebut merupakan tindakan penyelesaian masalah.
3. Model-model komunikasi yang ada dalam film “A Barefoot Dream” yaitu :
Model Lasswell, sebab di dalam film Kim cenderung mengajar dengan mengirimkan pesan-pesan satu arah/ linear kepada seperti yang dikemukakan Lasswell. Jarang ada umpan balik berarti yang ditunjukan oleh Tim yang ia latih.
4. Contoh Proses Persepsi :
a. Saat Kim mendatangi kakak Ramos di pasar, Kim menjelaskan tentang ia yang bukan hanya menjual sepatu, tapi juga mengajari mereka sepak bola. Kakak Ramos mempersepsi perkataan Kim dan menyimpulkannya dengan kalimat “Jadi kau bukan hanya menjual sepatu, tapi kau juga ingin memajukan mereka?”
b. Di menit ke 50, terjadi keributan tetapi Kim mendengar suara Tuan Shin yang berteriak minta tolong. Ia menyeleksi suara minta tolong dan mengorganisasikannya sebagai bahasa asalnya dan mempersepsinya.
Kedua Persepsi diatas adalah persepsi sosial yang dialami oleh tokoh dalam film. Persepsi sosial adalah proses menangkap arti dari objek-objek sosial dan kejadian yang kita alami dalam lingkungan kita. Dalam persepsi sosial ada beberapa faktor yang mepengaruhi, seperti pengalaman dan seleksi orang yang mempersepsi. Dalam contoh diatas, pengalaman dan seleksi mempengaruhi persepsi tokoh.
5. Klasifikasi Non-Verbal
Bahasa Tubuh – Dalam film ini, banyak sekali bahasa tubuh yang digunakan. Salah satu contohnya adalah apada menit ke 11 saat Tuan Park menyapa Kim. Bahasa Tubuh Kim menyangkut posisi berdiri dan tatapan mata, serta ekspresi wajahnya menunjukan keenagganan untuk balik menyapa Tuan Park.
Sentuhan – Sentuhan yang dimaksud dapat berupa pukulan, cubitan, pelukan, ciuman dsb. Ramos dipukul oleh kakaknya di kantor polisi. Itu merupakan bentuk sentuhan yang ada di dalam film ini.
Parabahasa – Parabahasa terkait suara adalah bagaimana suatu kalimat atau kata disampaikan. Volume, intonasi, kejelasan suara merupakan parabahasa. Misalnya, perdebatan antara kakak Ramos dan Kim di kantor polisi melibatkan nada suara tinggi, kejelasan suara juga kurang sebab keduanya berteriak, volume yang digunakan dan intonasi juga tinggi.
Penampilan Fisik – Salah satu bagian dari penampilan fisik adalah busanan. Dibandingkan saat di Timor Leste, Tim asuhan Kim menggunakan lengan panjang atau jaket sebab udara di Jepang lebih dingin dibanding dengan di Timor Leste. Selain itu, untuk menemui Menteri, Kim juga mengenakan jas yang berbeda dengan kebiasaannya.
Bau-bauan – Bau masakan yang dimasak Kim menjadi suatu bentuk komunikasi kepada Tuan Kim dan Tuan Dojo.
Orientasi Ruang dan Jarak Pribadi – Saat kakak Ramos bertemu dengan Kim untuk tantangan kedua, Kim mendekat ke arah kakak Ramos dan meniup telinganya. Hal itu diklasifikasikan sebagai Kim yang memasuki ruang pribadi kakaknya Ramos.
Konsep Waktu – Janji tanding antara Kim dan kakak Ramos merupakan suatu konsep waktu. Kim meminta waktu untuk melatih Timnya sebelum pertandingan diadakan.
Diam – Seperti dalam prinsip komunikasi nomor 2, perilaku diam pun mengisyaratkan sesuatu. Sikap Kim yang diam saat dijemput di depan hotel setelah check-out merupakan bentuk komunikasi non-verbal.
Warna – Jika membicarkan warna, yang paling menonjol dalam film ini adalah tentang warna kulit. Tanpa bermaksud rasis, warna kulit dalam film ini tentu mengkomunikasikan etnis dari tokohnya. Misalnya Kim yang kulit kuning adalah orang korea dan Ramos yang kulitnya lebih gelap menunjukan bahwa ia orang Timor.
Artefak – Merupakan semua benda yang dihasilkan oleh kecerdasan manusia. Sepatu sepak bola, radio, bahkan mobil, semuanya merupakan artefak. Dalam film ini, sepatu bola yang dipakai anak-anak melambangkan kesadaran meminimalkan resiko cedera karena tidak bersepatu.
6. Komunikasi Verbal :
Keterbatasan Bahasa – Saat Kim pertama kali mendatangi kakak Ramos di pasar, karena keterbatasan bahasa, ia menjelaskan dengan gerakan-gerakan non-verbal tentang bahayanya bermain sepak bola tanpa sepatu.
Kerumitan Makna Kata – Poin ini menjelaskan bahwa setiap kata memiliki makna yang rumit bahkan makna sendiripun memiliki arti yang rumit dan dapat diuraikan. Di dalam film ini tidak terlalu banyak sisi bahasa yang disorot, namun salah satu kerumitan makna kata yang terlihat adalah saat dia hendak menjelaskan Kredit sepatu. Dia terbata-bata untuk menjelaskannya dan berakhir dengan kata Trust/ Kepercayaan.
Pengalihan Bahasa – Dalam menerjemahkan arti suatu kata, dibutuhkan padanan dalam bahasa lain, tetapi kadang hal itu tidak ada sebab dalam budaya bangsa lain, tidak ada yang seperti itu. Contohnya saja kata ‘Sungkan’, tidak ada kata padanannya dalam bahasa Inggris sebab orang Inggris tidak mengena budaya sungkan. Google Translator justru menerjemahkan kata sungkan menjadi ‘Hesitate’ yang berarti ragu-ragu ataupun bimbang. Dalam film ini, pengalihan bahasa, terlihat saat Kim mulai menawarkan sepatu, ia menyebutnya sebagai ‘Cicilan Sistem’ dalam bahasa yang dimengerti anak-anak. Bahkan subtitle yang cenderung salah seperti di menit 41 saat Kim mengunjungi rumah Ramos adalah bagian dari pengalihan bahasa yang sukar.
Komunikasi konteks tinggi VS Komunikasi konteks rendah – Komunikasi konteks rendah berarti pesan yang dipakai Verbal dan eksplisit, gaya bicaranya lugas dan terus terang. Sebaliknya, Komunikasi konteks tinggi menggunakan pesan Implisit, tidak langsung dan tidak terus terang. Pesan yang sebenarnya, bisa saja tersembunyi dalam non-verbal pembicara. Komunikasi konteks rendah terlihat saat pertama kali kakak Ramos marah pada Kim di lapangan. Ia mengatakan jangan mengambil uang anak-anak. Ia memaksudkan apa yang ia katakan. Sementara komunikasi konteks tinggi terlihat pada saat Kim mengatakan pada anak-anak bahwa mereka boleh membayar uang sepatu kapan saja dan hal itu tidak apa-apa baginya. Disana non-verbal dari Kim mengatakan lain sebab ia terlihat ingin menangis dan wajahnya sangat kecewa.
7. Media massa yang dipakai dalam film ini antara lain adalah :
Radio (saat menit ke 140) - manfaat radio antara lain sebagai sumber hiburan, sebagai penyiaran berita (misalnya, tentang pertandingan yang sedang berlangsung – streaming)
Televisi (Saat menit ke 6) – manfaat TV disini sebagai sumber informasi bagi Kim dan menjadi informasinya yang pertama tentang Timor Leste.
8. Elemen-elemen komunikasi terkait no 7 :
Radio
· Komunikator – Orang-orang yang bekerja di radio termasuk komentator pertandingan.
· Isi – Isi pesan adalah apa yang sedang terjadi di pertandingan.
· Audience – Para pendengar radio.
· Gangguan – Gangguan saluran yang terjadi adalah koresponden (Tuan Dojo) yang berada di lapangan, dikelilingi oleh keributan stadion sehingga suara yang disampaikan melalui ponsel pasti terpengaruh oleh suara ribut tersebut. Gangguan semantik yang terjadi adalah bahwa koresponden adalah orang Jepang yang berbicara kepada penyiar Timor Leste.
· Gatekeeper – pihak pemilik radio, beserta staff dan penyiarnya. Mereka dapat memutuskan untuk menyampaikan informasi dari Tuan Dojo secara murni tanpa diubah kata-katanya, ataukan dengan mengubah kata-kata sesuai dengan bahasa mereka.
Televisi
· Komunikator – Orang yang bekerja di TV
· Isi – Berita tentang Timor Leste
· Audience – Kim dan Yoo
· Gangguan – Gangguan saluran dan gangguan semantik tidak ditemukan.
· Gatekeeper – Editor yang mengedit berita Timor Leste.
9. Komunikasi Kelompok dalam film “A Barefoot Dream” antara lain :
Kelompok Primer – Montavio dan Ramos, masing-masing memiliki kelompok Primer yaitu keluarga besar masing-masing dimana keduanya terikat secara emosional. Terbukti, ada dendam dan kemarahan yang disimpan keduanya terhadap satu sama lain berdasarkan perang yang terjadi diantara dua keluarga besar.
Kelompok Rujukan – Perang saudara yang terjadi adalah bahwa tiap anggota keluarga besar menjadikan keluarga besar mereka sebagai positive reference group yang mana membuat mereka berpegang pada pemikiran yang muncul di kelompok itu.